PAMEKASAN, FAJARSUMSEL.COM – Tembok tinggi Lapas Kelas IIA Pamekasan tidak sepenuhnya membatasi ruang gerak seorang David (40). Di balik jeruji besi, terpidana kasus narkotika itu justru menemukan warna baru dalam hidupnya—secara harfiah lewat lukisan, sekaligus secara batiniah lewat ayat-ayat suci Alquran.
Kini, kanvas putih menjadi sahabat setia David. Setiap goresan kuas seakan menjadi jendela kecil tempat ia menuangkan rasa, keresahan, sekaligus harapan akan kehidupan lebih baik. “Melukis membuat saya lebih tenang,” tutur David mata berbinar. “Dengan mengaji, saya merasa lebih dekat kepada Allah SWT dan ingin menebarkan manfaat bagi orang lain.”
Perjalanan spiritual David tidak berhenti di situ. Ia tekun mengikuti pembelajaran agama di dalam lapas hingga akhirnya berhasil meraih sertifikasi guru mengaji metode Qurana. Pada Rabu, 10 September 2025, ia resmi diwisuda, menandai babak baru dalam transformasinya.
Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, Syukron Hamdani AMdIP SAg MM menilai pencapaian David sebagai bukti nyata keberhasilan program pembinaan. “Kami sangat mengapresiasi semangat David. Kemampuan dan keterampilan ia peroleh di dalam lapas menunjukkan bahwa pembinaan dapat berjalan efektif. Ia bukan hanya mengasah seni lukis, tapi juga membekali diri dengan ilmu agama agar menjadi pribadi lebih baik,” ujar Syukron.
Lapas sendiri membuka ruang seluas-luasnya bagi para warga binaan untuk mengembangkan potensi diri, baik melalui seni maupun pendidikan. Harapannya, setelah bebas, David dapat kembali ke masyarakat dengan bekal kuat, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Bagi David, perjalanan ini bukan sekadar mengisi waktu di balik penjara. Lukisan dan lantunan ayat-ayat Alquran telah menjadi cahaya kecil menuntunnya keluar dari kegelapan masa lalu.
“Setiap goresan kuas, setiap ayat saya baca, saya ingin menjadikannya tanda bahwa saya tidak ingin kembali ke jalan lama,” ucapnya lirih.
Di tengah stigma kerap melekat pada mantan narapidana, kisah David menjadi pengingat bahwa harapan bisa tumbuh dari tempat yang paling tidak terduga. Bahwa bahkan di balik jeruji, ada ruang bagi manusia untuk bertumbuh, berubah, dan menemukan makna hidup sesungguhnya. (ril)







