PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih menjadi sorotan utama setelah Pemkot melakukan perombakan besar-besaran terhadap jajaran pejabat di dalamnya. Tak kurang dari tujuh posisi strategis dirombak dalam rangkaian mutasi 70 pejabat eselon III dan IV dilakukan belum lama ini BKPSDM Prabumulih.
Langkah ini merupakan implementasi nyata dari komitmen Wako Prabumulih, H Arlan, dan Wawako, Franky Nasril SKom MM berambisi membawa perubahan signifikan dalam sektor kesehatan, khususnya pelayanan rumah sakit milik pemerintah daerah.
“Ini bagian dari prioritas kami. Perubahan bukan hanya pada fisik dan fasilitas RS, tetapi juga menyangkut orang-orang di balik pelayanan,” ujar Arlan saat ditemui di sela kunjungan kerja ke rumah sakit tersebut.
Di bawah kepemimpinan drg Sriwidiastuti, RSUD Prabumulih dinilai memiliki potensi besar sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun, tantangan selama ini tak hanya datang dari keterbatasan fasilitas, tapi juga dari sisi manajemen dan kualitas SDM.
Maka tak heran jika dalam perombakan kali ini, posisi seperti Kabag Keuangan, Kabag Tata Usaha, Kabid Pelayanan Medik, Kepala Laboratorium, hingga bagian Kepegawaian dan Keperawatan serta lainnya turut dirombak. Perubahan ini diharapkan bukan sekadar penyegaran, tapi menjadi titik balik peningkatan kinerja dan pelayanan.
“Kami ingin rumah sakit ini menjadi institusi profesional dan terpercaya. Tidak ada toleransi pelayanan buruk. Semua harus punya semangat dan integritas,” tegas Cak Arlan didampingi Bang Franky.
Bukan Sekadar Rotasi, Tapi Transformasi
Langkah mutasi dan reposisi pejabat ini dipastikan tidak dilakukan sembarangan. Proses evaluasi kinerja, rekam jejak, dan komitmen terhadap visi-misi kepala daerah menjadi pertimbangan utama dalam menentukan sosok yang mengisi posisi strategis.
Menurut Cak Arlan, perubahan ini sejalan harapan besar masyarakat terhadap peningkatan kualitas layanan publik. Sebagai rumah sakit utama di kota yang dijuluki ‘Kota Nanas’ ini, RSUD Prabumulih diharapkan bisa setara rumah sakit rujukan lainnya di Sumsel.
“Kami ingin rumah sakit ini berkembang, tak hanya memenuhi standar minimum, tapi juga mampu menjadi kebanggaan masyarakat Prabumulih,” tambah Arlan.
Selain struktur organisasi, Pemkot juga mulai mengalokasikan anggaran tambahan pembaruan alat kesehatan, pembangunan infrastruktur penunjang, dan pelatihan rutin bagi tenaga medis serta paramedis.
Pelayanan yang Manusiawi dan Berorientasi Pasien
Tak hanya soal teknis, pelayanan pendekatan humanis menjadi perhatian serius. Suami Hj Linda Arlan menyebut bahwa pelayanan yang cepat, ramah, dan tidak diskriminatif harus menjadi kultur baru di RSUD Prabumulih.
“Masyarakat tidak datang ke rumah sakit karena ingin, tapi karena butuh. Maka, sambut mereka dengan empati, layani dengan hati,” tegasnya.
Transformasi ini, tambahnya, juga menargetkan digitalisasi administrasi, efisiensi rujukan, serta transparansi layanan berbasis teknologi informasi.
Harapan Baru untuk Kesehatan Kota
Dengan perombakan besar ini, pasangan kepala daerah optimistis bahwa pelayanan kesehatan di Prabumulih akan mengalami peningkatan signifikan. Apalagi, sektor kesehatan menjadi salah satu indikator utama dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Berangsur-angsur kita wujudkan perubahan di tengah masyarakat Kota Nanas ini, menuju masyarakat Prabumulih yang makmur dan sejahtera,” pungkas Arlan. (rin)