MASYARAKAT : Tokoh Masyarakat Kelurahan Payuputat, Syarkowi mengajukan pertanyaan kepada Manajemen PHRZ 4 di sela kegiatan ‘Sosialisasi Rumah Retak’ di Gedung Patra Ria, Rabu. Foto : Rian/FAJARSUMSEL.COM
PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – Permasalahan pengaduan rumah retak di Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat salah satu penyebabnya disebutkan masyarakat kurang adanya kepedulian perusahaan (PT Pertamina Hulu Rokan Zona – PHRZ 4).
Selama ini, Pertamina dinilai masyarakat hanya mengejar produksi saja. Tetapi, program CSR digulirkan kepada warga Kelurahan Payuputat sebagai ring 1 perusahaan masih relatif minim.
Salah satunya diutarakan Tokoh Masyarakat Kelurahan Payuputat, Syarkowi mengatakan, terima kasih atas sosialisasi rumah retak secara tidak langsung menyindir.
“Sudah dipaparkan A-Z dari Tim Independen UNSRI, akhir kami mengerti satu persatu. Terima kasih sudah diberikan pengetahuan secara pesantren kilat, mudah-mudah bertambah pengetahuan membangun rumah. Semoga ke depan lebih kokoh, baik dari bencana alam atau mobilisasi mobil Pertamina. Jujur kita sangat kecewa,” sindirnya.
Tetap, ia sangat bersyukur, menyebutkan, kalau Pertamina tulang punggung negara dan bagus masyarakat. Ucapnya, tadi rumah retak dan lainnya karena merupakan tulang punggung. “Harapannya, rumah kami kurang kokoh menjadi kokoh ke depannya,” jelasnya.
Tak jauh berbeda diungkapkan, Azhari, warga lain menerima penjelasan dari Tim Independen UNSRI terkait penjelasan masalah sosialisasi retak di Kelurahan Payuputat.
“Kita menerima segala penjelasan Tim Independen UNSRI diundang Pertamina. Adanya kejadian ini, kurangnya komunikasi antara Pertamina dan masyarakat Kelurahan Payuputat,” tandasnya.
Dijelaskannya, mengakui kondisi rumahnya dan warga lain dan mengaku kesalahan dan juga dugaan menghambat proses produksi migas negara. “Harusnya, Pertamina lebih peka terkait kondisi masyarakat Kelurahan Payuputat salah satu ring 1 Pertamina,” terangnya.
Sementara itu, Manager Comrell and CID PHRZ 4, Tuti Dwi Patmayanti menjelaskan, secara teoritis pertanyaan masyarakat. Kata dia, tidak bisa memberikan uang kompensasi kepada masyarakat, tanpa ada dasarnya.
“Makanya, diundang lah Tim Independen UNSRI guna mengecek kebenarannya soal dampak moving alat berat di Kelurahan Payuputat hingga menyebabkan keretakan rumah. Hasilnya, sudah jelas dipaparkan Tim Independen UNSRI,” kata dia.
Bebernya, kalau asal mengeluarkan dana kompensasi tanpa dasar jelas akan bisa memunculkan masalah baru, berkaitan hukum. “Hal itulah, tidak kita inginkan. Apalagi, perusahaan selalu berkordinasi bersama APH terkait permasalahan di perusahaan termasuk pemberian dana kompensasi,” tukasnya.
Masih kata dia, program CSR di Kelurahan Payuputat sejauh ini terus dijalankan perusahaan. “Salah satunya budidaya padi Sri, bentuk program CSR Pertamina masih berjalan,” tutupnya. (rin)