Sulap Sampah Anorganik Menjadi Cacahan dan Ballpres hingga Berbagai Furniture

  • Bagikan
PDU : Lokasi PDU Prabumulih, salah satu tempat program Padu Padan berjalan berkat dukungan PHRZ 4 Field Prabumulih dalam mengelola sampah dan menguranginya di Prabumulih. Foto : Rian/FAJARSUMSEL.COM

Melirik Program Padu Padan, Daur Ulang Sampah CSR PHRZ 4 Field Prabumulih Menjadi Bernilai Ekonomis

PROGRAM Padu Padan, digagas PT Pertamina Hulu Rokan Hulu Rokan Zona (PHRZ) 4 Field Prabumulih sukses mengubah sampah anorganik menjadi bernilai ekonomis, bahkan mengurangi sampah di Prabumulih sebanyak 3 ton perhari. Bagaimana kiprah program padu padan, mengelola sampah anorganik?

ANDRIAN PURJA, FAJARSUMSEL.COM – Prabumulih

SAMPAH menjadi permasalahan mendasar di setiap kabupaten/kota di Indonesia dalam penanggulangannya. Sebagai, salah satu kota metropolis di Sumatera Selatan (Sumsel), Prabumulih menghasilkan sampai 60-70 ton sehari.

Diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sungai Medang setiap harinya, menggunakan mobil sampah. Lalu, sepeda motor sampah, dan lainnya.

TPAS Sungai Medang, adalah satu-satunya lokasi pembuangan sampah akhir di Prabumulih sempat mengalami overload, hingga sempat tidak menerima sampah lagi, beberapa waktu lalu. Dan, memicu munculnya sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ilegal di Kota Nanas ini.

Sampah Anorganik di PDU Prabumulih, Pusat Program Padu Padan PHRZ 4 Field Prabumulih

Bukan hanya itu saja, TPAS Sungai Medang sempat terbakar hebat beberapa kali, dan cukup sulit memadamkannya. Karena, banyaknya sampah menggunung dan terbakar.

Dilatar belakangan hal itu, akhirnya PHRZ 4 Field Prabumulih menggagas program ‘Pusat Daur Ulang Sampah dan Berkelanjutan atau dikenal Padu Padan’ berlokasi di Pusat Daur Ulang (PDU) Prabumulih berada di Jalan Sungai Medang Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai sejak 2022 sebagai program utamanya. Memanfaatkan program Corporate Sosial Responsibility (CSR). Melalui sub programnya, Rindu Resik, Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik.

Program Padu Padan ini, hingga saat ini telah mengelola sampah di Prabumulih sekitar 3 ton. Khususnya, sampah anorganik. Menjadi, bernilai ekonomis tinggi.

Pengelola PDU, Romdoni bercerita, setiap harinya sebanyak 3 ton sampah anorganik berhasil dikelolanya menjadi produk setengah jadi, berupa; cacahan dan ball press.

Selain itu, juga ada produk jadinya berupa furniture dari bahan plastik. Kini, sangat diminati dan banyak pesanan diterimanya dari luar daerah.

“Kalau program Padu Padan ini, memang fokusnya pengelolaan sampah anorganik saja. Perharinya, hanya dalam waktu 8 jam kita mengolah sebanyak 3 ton sampah. Menjadi produk setengah jadi, dan jadi,” ujar Doni, sapaan akrabnya, Senin, 29 Juli 2024.

Tanpa adanya program CSR PHRZ 4 Field Prabumulih, Doni juga dikenal sebagai Pak Dalang mengaku cukup kesulitan mengelola sampah anorganik menjadi bernilai tinggi. Apalagi, pengolahan sampah ini membutuhkan sarana dan prasarana serta alat lumayan mahal.

“Berkat sarana dan prasarana, bantuan PHRZ 4 Field Prabumulih. Juga, peralatannya Padu Padan bisa berkembang sejauh ini dan terus bisa mengelola sampah anorganik secara baik setiap harinya,” ujar warga tinggal di Jalan Bukit Lebar Karang Raja III Kelurahan Karang Raja, Kecamatan Prabumulih Timur.

Pengalaman pria asal Belitang lahir di Jatim, 1982 silam di bidang pengolahan sampah sejak 2013-2018, membuatnya tidak terlalu kesulitan ketika dipercaya mengelola Padu Padan. Dahulu, ia mengelola sampah kantong plastik tidak bisa terurai hingga menjadi bahan setengah jadi, sehingga bernilai ekonomis tinggi dalam sebuah komunitas peduli sampah.

“Sekarang ini, Padu Padan didukung sarana dan prasarana serta peralatan baik. Sudah bisa mengolah sampah menjadi produk setengah jadi berupa cacahan dan ballpress. Juga, papan plastik dijadikan furniture dan sudah banyak pesanan dari luar,” ceritanya.

Hasil Pengolahan Program Padu Padan PHRZ 4 Field Prabumulih Berupa Cacahan di PDU Prabumulih

Limbah sampah diolah, sebutnya mengandalkan dari donatur sampah. Tidak hanya dari pemulung menjual kepadanya, tetapi juga mitranya termasuk bank sampah. Lalu, instansi di lingkungan Pemkot Prabumulih, dan lainnya.

“Tanpa adanya donatur sampah, jelas Padu Padan ini tidak bisa berjalan hingga saat ini dalam mengelola sampah atau mendaur ulangnya,” jelas Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Peduli Lingkungan.

Produk Daur Ulang Sampah Dijual ke Sejumlah Daerah, Mampu Menghidupi 30 Orang Pekerja PDU

Cacahan dan ball press, produk utama PDU lewat program Padu Padan ini dijual ke sejumlah daerah. Tidak hanya Palembang saja, kata dia juga Jakarta. Lalu, Lampung, Tangerang, Bandung, dan lainnya.

“Perharinya, kita menghasilkan uang dari pengelolaan sampah atau daur ulang Rp 9-13 juta dari hasil produksi 3 ton sampah perhari,” ucapnya.

Sejauh ini, ada 30 pekerja mengabdikan diri di PDU, menjalankan program Padu Padan digagas PHRZ 4 Field Prabumulih ini. “Mereka bekerja, mulai melakukan pemilihan sampah. Hingga, mengolah atau mendaur ulangnya menjadi produk. Rata-rata perbulannya, mendapatkan penghasilan minimal Rp 3 – 3,2 juta perorang,” akunya.

Pekerja Padu Padan di PDU Prabumulih Mendaur Ulang Sampah Anorganik

Bukan hanya produk setengah jadi saja, hasil daur ulang sampah. Kini, produk furniture juga kebanjiran pesanan dari sejumlah daerah. Seperti; Bali, Jakarta, Riau, Padang, dan lainnya. “Lumayan kewalahan, kita memenuhi pesanan itu. Karena, pangsa pasar furniture terbuat dari plastik ini bagus sekali,” terangnya.

Sekarang ini, selain program Padu Padan. Ternyata, telah berkembang menjadi sub programnya yaitu Rindu Resik, Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik. “Residu sampah anorganik dari PDU Prabumulih dikelola Padu Padan, tidak dibuang lagi ke TPAS Sungai Medang. Tetapi, kita olah di Rindu Resik berlokasi di PDU Prabumulih dan diperluas di lokasi Jalan Lingkar Timur Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur di lahan seluas ¼ hektar. Jadi, tidak ada terbuang atau tidak termanfaatkan,” ungkapnya.

TPAS Sungai Medang Perhari, Terima 60-70 Ton Sampah

TPAS Sungai Medang merupakan lokasi pembuangan sampah satu-satunya ada di Prabumulih, menampung seluruh sampah dari masyarakat. Baik, sampah anorganik atau organik.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Prabumulih, Maiduty Fitriansyah ST MT ketika dikonfirmasi awak media.

“Iya, ada sekitar 20 mobil pengangkut sampah milik Disperkim Prabumulih mengangkut sampah ke TPAS Sungai Medang dari sejumlah titik lokasi pembuangan sampah. Ada juga, sampah diangkut sepeda motor sampah. Totalnya, ada sekitar 60-70 ton sampah perhari masuk ke TPAS Sungai Medang,” ucap Maiduty.

TPAS Sungai Medang Prabumulih Sempat Terbakar Beberapa Waktu Lalu

Kata Duty, persoalan sampah ini memang tidak bisa ditanganinya sendiri. Dan, memang perlu dukungan perusahaan dan juga stakeholder. Sehingga, sampah ini bisa dikurangi dan tidak hanya menumpuk di TPAS Sungai Medang.

“Adanya program Padu Padan digagas PHRZ 4 Field Prabumulih, jelas membantu masalah sampah di Prabumulih. Informasi, lewat program Padu Padan di PDU Prabumulih telah berhasil mengolah sampah lewat proses daur ulang sekitar 3 ton perhari,” tandasnya.

Proses pengolahan sampah lewat program Padu Padan ini, menurutnya sangat baik sekali apalagi tadinya sampah tidak punya nilai. Setelah didaur ulang, ternyata bisa menghasilkan produk ternyata bernilai ekonomis tinggi.

“Kita sangat mengapresiasi program Padu Padan PHRZ 4 Field Prabumulih, sebagai salah satu solusi atas masalah sampah di Bumi Seinggok Sepemuyian ini. Harapannya, ada perusahaan lain juga konsentrasi dalam membantu Pemerintah kota (Pemkot) Prabumulih mengatasi masalah sampah ini,” harapnya.

Program Padu Padan dan Rindu Resik, CSR PHRZ 4 Program CSR Pemberdayaan Masyarakat

PIC Program PHRZ 4, Erwin Hendra Putra melalui CDO Field Prabumulih, M Saddam Husien ini mengatakan, tujuan Padu Padan sebagai program utamanya dan Rindu Resik sebagai sub program ini memang memberdayakan masyarakat lewat program CSR, guna mengolah sampah dan mendaur ulangnya hingga menjadi bernilai ekonomis tinggi.

Ia menambahkan, program kemitraan perusaan ini telah berhasil mengolah 1.800 ton sampah anorganik pertahun dan memberikan pendapatan bruto kelompok pengolahnya sebesar Rp 120 juta per tahun.

“Program Padu Padan dan Rindu Resik ini, dinilai mampu membantu Pemkot Prabumulih mengatasi masalah sampah sekitar 3 ton perhari. Berlokasi di PDU Prabumulih Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Cambai dan Jalingtim Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur,” jelas Saddam, sapaan akrabnya mengatakan, kalau program Padu Padan ini telah berjalan sekitar tiga tahun sejak digagas 2022 lalu.

Sebelumnya, bebernya, PHRZ 4 Field Prabumulih telah memberikan pelatihan kepada pengelola program Padu Padan di PDU Prabumulih lewat kegiatan capacity bulding hingga diperluas ke Jalingtim. Bukan hanya itu saja, PHRZ 4 Field Prabumulih mengeluarkan dana tidak sedikit dalam menunjang program Padu Padan dan Rindu Resik sejauh ini berjalan baik.

Lokasi Program Padu Padan di Jalingtim Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur

“Ada pembangunan shelter, mesin pencuci, mesin pengering, mesin pembuat balok plastik, dan lainnya. Sehingga, bisa menghasilkan produk setengah jadi hingga jadi. Dan, akhirnya bisa dijual dan menghidupi pekerja di PDU Prabumulih ini,” sebutnya.

Lanjutnya, lewat program Padu Padan ini juga, tidak hanya ikut berpartisipasi mengatasi persoalan sampah di Bumi Seinggok Sepemuyian. Secara tidak langsung, kata dia, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. “Sehingga, bisa meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah kerja atau ring 1 PHRZ 4 Field Prabumulih,” ucapnya.

Selain itu, adalah lagi program Muda Bersama atau panjangnya Perempuan Berdaya Bersama Kelola Sampah. Kegiatan ini, difokuskan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning Kelurahan Patih Galung dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Prabumulih.

Pemilahan Sampah Dikerjakan Pekerja di Padu Padan di Jalingtim Kelurahan Muara Dua

“Lewat program Muda Bersama, kita fokus pengolahan sampah organik. Dalam rangka meningkatkan budidaya hasil pertanian, dikembangkan KWT Kemuning. Dan, sejauh berjalan baik dalam budidaya bawang merah dan jagung. Memakai limbah organik, sebagai pupuk,” tukasnya.

Program Pemberdayaan Peduli Lingkungan Menjadi Syarat Proper Menuju Emas, Padu Padan Berhasil Raih ISRA 2nd 2024

Program Padu Padan, Rindu Resik hingga Maju Bersama adalah program pemberdayaan sengaja dilakukan PHRZ 4 Field Prabumulih melalui program CSR, juga sebagai bentuk kepedulian lingkungan di wilayah kerjanya.

PHRZ 4 Field Prabumulih sendiri, sejauh ini telah mengantongi proper hijau dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai proper emas. Makanya, PHRZ 4 Field Prabumulih terus menunjukkan kiprahnya dalam program pemberdayaan terhadap kepedulian lingkungan, salah satunya program Padu Padan.

Keberhasilan program Padu Padan ini sendiri, terbaru telah berhasil meraih penghargaan Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2nd 2024. PHRZ 4 Field Prabumulih menjadi satu-satunya perusahaan peraih platinum dari regional 1.

Program Padu Padan PHRZ 4 Field Prabumulih Menerima Penghargaan ISRA 2nd 2024

“Program Padu Padan ini mengusung konsep mengatasi permasalah sampah di Prabumulih, sampah organik dan anorganik diharapkan menjadi solusi sampah tidak termanfaatkan bisa menjadi bernilai ekonomis. Bagi masyarakat terlibat dalam pengelolaannya, hingga bisa meningkatkan taraf hidup. Semoga program ini, bisa mendukung program PHRZ 4 Field Prabumulih meraih proper emas,” terang Senior Manager (SM) PHRZ 4 Field Prabumulih, M Luthfi Ferdiansyah.

Sekarang, aku Lutfhi, ada dua penyokong program Padu Padan. Yaitu, Rindu Resik dan Muda Bersama. Dalam pengoptimalan pengolahan sampah, menjadi bernilai ekonomis di Prabumulih ini. “Program Padu Padan ini, bentuk sinergitas penanggulangan masalah sampah bersama Pemkot Prabumulih, didukung mitra perusahaan dan juga stakeholder dan harapannya bisa terus maju dan berkembang. Jumlah sampah baik anorganik dan organik, jumlahnya bisa lebih besar lagi,” tutupnya.

Pj Wako Prabumulih Minta Program Padu Padan, Terus Berkembang dan Berinovasi

Program Padu Padan, PHRZ 4 Field Prabumulih dalam mengolah sampah di Prabumulih guna bernilai ekonomis tinggi. Mengubah sampah, tidak bernilai menjadi produk setengah jadi dan jadi hingga punya nilai ekonomis tinggi.

Jelas mendapatkan apresiasi dari Pj Wako Prabumulih, H Elman ST MM ketika dibincangi awak media, Senin ini. “Masalah sampah ini, menjadi masalah prioritas utama Pemkot Prabumulih dalam menyelesaikannya. Peran serta PHRZ 4 Field Prabumulih lewat program Padu Padan, jelas sangat baik apalagi telah mampu mengurangi sampah sekitar 3 ton sehari dari 60-70 ton produksi perharinya,” terang Elman, sapaan akrabnya.

Diakui suami Hj Windriana ini, Pemkot Prabumulih tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan semuanya. Termasuk, PHRZ 4 Field Prabumulih dalam mengatasi sampah lewat proses daur ulang.

Pj Wako Prabumulih, H Elman ST MM

“Program pemberdayaan masyarakat dilakukan PHRZ 4 Field Prabumulih, tidak hanya mampu mengurangi sampah di Prabumulih. Tetapi, juga memberikan lapangan pekerja kepada masyarakat. Setidaknya, ada 30 pekerja PDU Prabumulih mengantungkan hidupnya dari daur ulang sampah. Belum lagi, pada pemulung jumlahnya bisa puluhan. Artinya, juga berdampak terhadap taraf hidup masyarakat Kota Nanas ini,” sebut ayah tiga anak ini.

Ia mengungkapkan, agar program Padu Padan ini terus dikembangkan dan diinovasikan sehingga mampu mendaur ulang sampah lebih banyak, dan tentunya bisa mengurangi sampah di Kota Migas ini jauh lebih banyak.

“Kolaborasi dan sinergitas dalam pengolahan sampah ini, sangat diperlukan dalam mengurangi sampah di TPAS Sungai Medang. Juga, lewat program pemberdayaan Padu Padan ini diharapkan lebih banyak lagi masyarakat terlibat dan bisa meningkatkan taraf hidupnya dalam kegiatan daur ulang sampah ini,” pungkasnya. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Bagikan