Produksi Migas Nasional 605 Ribu BOPD, Kebutuhan Capai 1,5 Juta BOPD

LAMPUNG, FAJARSUMSEL.COM – Kepala Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Safei Syafri, SH, MH, mengungkapkan bahwa produksi minyak dan gas bumi nasional saat ini baru mencapai sekitar 605 ribu barel per hari (BOPD). Sementara kebutuhan nasional mencapai sekitar 1,5 juta BOPD.

“Karena itulah, Indonesia masih harus melakukan impor migas untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri,” ujarnya dalam kegiatan Media Gathering SKK Migas bersama Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel di Lampung, Selasa, 21 Oktober 2025.

Safei menjelaskan, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya mengoptimalkan produksi melalui berbagai strategi peningkatan lifting, efisiensi operasi, serta eksplorasi sumber-sumber migas baru. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen nasional untuk mencapai target produksi satu juta barel per hari di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penerapan kebijakan pengelolaan sumur migas masyarakat di sejumlah daerah penghasil, seperti Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan. Kebijakan ini bertujuan agar sumur-sumur tua yang ada dapat kembali produktif namun tetap dalam koridor hukum dan keselamatan kerja.

“Sumur migas masyarakat ini tidak boleh membuka sumur baru. Yang diperbolehkan hanya mengelola sumur tua yang sudah ada,” tegas Safei.

Ia menjelaskan, pengelolaan sumur tersebut dilaksanakan melalui skema kerja sama antara koperasi, BUMD, dan UMKM lokal, sehingga manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan lingkungan.

“Melalui pola ini, masyarakat tetap bisa mendapatkan penghasilan dari aktivitas migas, sementara negara tetap mendapatkan bagian dan pengawasan tetap berjalan. Jadi, semuanya tertata secara legal dan profesional,” imbuhnya.

Safei menambahkan, Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah dengan jumlah sumur migas terbanyak di Indonesia, mencapai sekitar 30 ribu sumur yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Potensi besar ini perlu dikelola secara bijak agar mampu menopang kebutuhan energi nasional sekaligus memberi dampak ekonomi positif bagi daerah.

Ia juga menekankan pentingnya peran awak media sebagai mitra strategis SKK Migas dalam memberikan edukasi dan informasi yang akurat kepada publik.

“Media memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang industri hulu migas, terutama agar publik memahami bahwa sektor ini tidak hanya soal produksi energi, tapi juga pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah,” pungkasnya. (rin)