Merajut Asa dari Daun Nanas, Diolah menjadi Serat, PHRZ 4 Field Prabumulih Dorong Ekonomi Kreatif

  • Bagikan
SERAT NANAS : Rita Mulyadi, 52 tahun, Pemilik Rumah Songket Riady mengelola serat nanas menjadi sejumlah produk jadi bernilai ekonomis merupakan mitra binaan PHRZ 4 Field Prabumulih. Foto : Rian/FAJARSUMSEL.COM

Pertamina Go Green, Mewujudkan Energizing The Nation

PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – Nanas, adalah buah khas dan banyak ditemui di Prabumulih. Kualitas nanas Prabumulih ini, terkenal baik dan rasanya manis.

Bahkan, saking melimpahnya nanas di Bumi Seinggok Sepemuyian ini, nanas menjadi salah satu ikon hingga Prabumulih disebut Kota Nanas. Luas lahan panen nanas di Prabumulih mencapai 18,110 Ha dengan jumlah produksi 45,574 ton. Jenis perkebunan rakyat diusahakan di Prabumulih tidak hanya nanas. Tetapi, juga lainnya meliputi; karet, kelapa sawit dan kelapa.

Nanas sendiri, tidak hanya buahnya saja dimanfaatkan. Buat dijual secara langsung, atau diolah buat berbagai makanan. Seperti; selai nanas, aneka kue, bahan membuat pindang, dan lainnya. Tetapi, kini kulit nanas dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Begitu juga, daunnya dahulunya hanya menjadi sampah. Sekarang ini, diolah menjadi serat.

Hal inilah dilirik Rumah Songket Riady di Jalan Cenderawasih Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur memanfaatkan, daun nanas telah diolah menjadi serat nanas.

Dibawah tangan telaten, Rita Mulyadi, 52 tahun, serat nanas diolah menjadi aneka produk bernilai ekonomis. Seperti; kain sebagai bahan baku, pakaian jadi, tanjak, sandal, dan lainnya.

Ternyata, Rumah Songket Riady ini, adalah salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan PT Pertamina Hulu Rokan Zona (PHRZ 4) Field Prabumulih, lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Rumah Songket Riady mengolah serat nanas

Diceritakan Rita, awalnya 2019 silam, Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Prabumulih melakukan pengembangan potensi di Kota Minyak dan Gas (Migas). Melimpahnya, tanaman nanas jelas menjadi perhatian serius.

Tidak hanya buah, ternyata daun nanas punya nilai ekonomis. Karena, bisa diolah menjadi serat. Mengikuti pelatihan selama seminggu, akhirnya Rita memulai mencoba pengolahan serat nanas.

Pengalaman tahunan, di bidang tenun jelas tidak terlalu menyulitkannya dalam memanfaatkan serat nanas tersebut. Guna menghasilkan produk, dan turunannya. “Akibat Covid-19 2020-2021, pengolahan serat nanas kita lakukan sempat terhenti,” aku Rita di rumahnya merupakan pusat pengolahan serat nanas menjadi bahan jadi.

Namun, pada 2022, Wako Prabumulih ketika itu Ir H Ridho Yahya MM menggalakannya kembali, hingga serat nanas ini bersinar lagi. Apalagi, ada perusahaan Singapura yaitu Nextevo siap membeli serat nanas ini sebanyak-banyaknya bagi bahan pakaian jadi bagi negara Eropa.

“Kita berterima kasih atas perhatian PHRZ 4 Field Prabumulih, membantu kita dalam pengolahan daun nanas menjadi serat. Sehingga, bisa bermanfaat dan bernilai ekonomis. Kita dibantu PHRZ 4 Field Prabumulih, 2 alat tenun. Sejauh ini, terus kita manfaatkan dalam mengolah serat nanas menjadi produk setengah jadi hingga bisa menjadi kain dan lainnya,” ujarnya sambil menerangkan, juga ada bantuan dari pihak lain. Termasuk juga, CSR-nya Bank Indonesia (BI). Lalu, bantuan Pemkot Prabumulih, dan lainnya.

Kehadiran PHRZ 4 Field Prabumulih Beri Arti Penting, Buka Peluang Kerja Bagi Warga Sekitar

Tak bisa dipungkiri, Prabumulih merupakan salah satu ring satu PHRZ 4 Field Prabumulih. Dan, perusahaan milik negara ini memiliki kewajiban peduli terhadap wilayah operasi dan produksinya. Supaya, bisa maju dan berkembang bersama.

Pemanfaatan limbah daun nanas ini, diolah menjadi serat bagian upaya Pertamina Go Green dalam mewujudkan Energizing The Nation, Pertamina sebagai pemberi kehidupan bagi dunia. Menyuplai, energi bersumber dari migas bagi semuanya.

“Kita ini, produksi serat nanas ini hanya hilirnya saja. Kalau, daun nanas menjadi serat memakai dekortikator adalah hulunya. PHRZ 4 Field Prabumulih menunjuk UMKM lainnya, juga mitra binaannya,” ucapnya.

Ucapnya, selaku pengerajin membeli serat nanas perkilonya dihargai Rp 125 ribu. Kalau, sudah menjadi benang harganya bisa diangka Rp 1,2 juta.

PHRZ 4 Field Prabumulih melakukan pembinaan UMKM, Rumah Songket Riady

“Sehari, pengerajin binaan kita dari pengolahan serat nanas ini. Biasanya pengerajin menghasilkan, hingga 2 meter kain dan jika sebulan bahkan ada 40 meter kain. Harga kain permeternya Rp 250 ribu, bisanya kita jual Rp 500 ribu per-2 meter,” bebernya.

Sebutnya, ada 30 anggota atau pengeranjin dibawa binaannya menggantungkan hidup dari pengolahan serat nanas ini. Dan, ia berterima kasih support luar biasa dari PHRZ 4 Field Prabumulih dalam pengolahan serat nanas inu.

“Penghasilan bersih kita dalam sebulan dari mengolah serat nanas ini bisa mencapai Rp 7-8 juta perbulan. Kita terus memberdayakan masyarakat sekitar, sebagai tenaga kerja guna menunjang pengolahan serat nanas ini berjalan secara baik,” ucapnya.

Tampiknya, di bawah binaan PHRZ 4 Field Prabumulih ini, sejauh ini belum ada kendala berarti. Memang, ada kendala sendikit, terkait mesin penyambung serat nanas. “Tetapi, memang belum ada mesinnya sejauh ini. Kita telah keliling, rata-rata masih digunakan secara manual,” bebernya.

Di singgung soal pemasaran, kata dia produknya selain buat pangsa pasar lokal khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel). Ternyata, juga diminat luar daerah. “Khususnya, Jakarta, Bandung, dan lainnya. Harapan kita, perhatian PHRZ 4 Field Prabumulih ini bisa terus berkelanjutan dalam memajukan pengolahan serat nanas ini,” tukasnya.

Zulfa, 24 tahun, salah satu pengerajin serat nanas menuturkan, kalau dahulunya ia hanya Ibu Rumah Tangga (IRT) biasa, adanya mitra binaan PHRZ Field Prabumulih fokus pengolahan serat nanas jelas ini memberikan dampak dan manfaat positif bagi dirinya dan keluarga.

“Sehari, rata-rata bisa mengolah serat nanas hingga 1-2 meter. Karena, hal ini adalah kegiatan sampingan guna menunjang ekonomi keluarga,” terangnya.

Diakuinya, sebulan ia mendapatkan penghasilan relatif lumayan bisa mencapai Rp 1-2 juta. Uang tersebut, akunya cukup menambah penghasilan suaminya. “Guna membantu kesejahteraan dan ekonomi rumah tangganya. Terima kasih, PHRZ 4 Field Prabumulih atas program CSR-nya memberikan keberkahan dan manfaat bagi keluarga kami,” jelasnya.

Mantan Wako Prabumulih, Ajungi Jempol Kepedulian PHRZ 4 Field Prabumulih Terlibat Pengolahan Serat Nanas

Ir H Ridho Yahya MM ketika menjabat Wako Prabumulih, menuturkan kalau perlu sinergitas dalam pengolahan serat nanas ini dalam rangka mendorong ekonomi kreatif guna meningkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Apalagi, kata dia, dalam pengembangan bisnisnya Pertamina menganut semboyan Pertamina Go Collaborative, dalam berinovasi melibatkan pihak internal dan internal demi kemajuan bersama.

“Hasil penelitian, buah nanas terkenal tingkat kemanisannya hingga 80 persen. Selain buah, sekarang ini kita konsentrasi pengolahan serat nanas. Karena, bahan terbaik buat pakaian penghangat kebutuhan negara Eropa. Serat nanas ini, kekuatannya sangat baik hasil penelitian,” terang RY, sapaan akrabnya.

Wako Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM panen nanas Prabumulih

Sekarang ini, aku suami Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu ini, peran serta PHRZ 4 Field Prabumulih memang dibutuhkan dalam pengembangan pengolahan serat nanas ini. “UMKM binaan PHRZ 4 Field Prabumulih, Rumah Songket Riady terus kita dorong aktif dalam pengolahan serat nanas ini. Agar bisa menunjang ekonomi dan kesejahteraan pengerajinnya, kita tekankan lewat program CSR-nya. PHRZ 4 Field Prabumulih, harus terus berperan penting. Khususnya, memberikan bantuan alat juga pemasaran dan lainnya. Sehingga, hasil pengolahan serat nanas ini bisa maksimal,” ucapnya.

Kata ayah tiga anak ini, terus lakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga, serat nanas ini tidak hanya bisa dijual secara langsung. “Akan tetapi, mendorong tumbuh UMKM serat nanas lainnya. Bisa menghasilkan produk inovatif dan kreatif dari serat nanas ini. Sehingga, punya nilai ekonomis tinggi. Supaya, bisa meningkatkan kesejahteraan pengerajinnya,” beber adik Mantan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, Ir H Mawardi Yahya ini.

Pemanfaatan Serat Nanas, Kurangi Sampah Daun Nanas dan Emisi

Menuju Pertamina Go Global, PHRZ 4 Field Prabumulih memperkuat sektor hulu ke hilir, salah satu lewat program CSR-nya ini guna memaksimalkan produksi migas secara otomatis optimal.

Comdev Officer (CDO) PHRZ 4 Field Prabumulih, Hengki menuturkan, kalau Rumah Songket Riady, salah satu mitra binaan perusahaannya di wilayah ring satu.

Mengapa serat nanas, alasan Hengki, menjadi mitra binaannya karena nanas adalah ikon Prabumulih hal itu patut dikembangkan seiring pemanfaatan daun nanas selama ini dibuang usai panen dan bahkan dibakar hingga menimbulkan polusi dan juga emisi.

“Selain menggunakan teknologi terdepan dalam rangka Pertamina Go Digital, mengoptimalkan pencarian sumber migas baru. PHRZ 4 Field Prabumulih terus mendorong dan mengali potensi dimiliki ring satunya. Termasuk, pengolahan serat nanas dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dan kesejahteraannya di wilayah operasi dan produksi. Serta, mendorong zero waste,” sebut Hengki.

Produk jadi berasal dari serat nanas hasil Prabumulih

Dalam pengembangan pengolahan serat nanas ini, akunya telah memberikan bantuan alat penunjang kepada para UMKM di wilayahnya. Antara lain; mesin dekotikator, atbm, pelatihan, mesin jahit, branding, pemasaran lewat website. “Semuanya, kita bina dan bantuan secara maksimal dalam pengolahan serat nanas ini supaya berhasil,” akunya.

Officer Comrell And CID PHRZ 4, Nur Shiela mengatakan, kalau Pertamina khususnya PHRZ 4 dalam mencari sumber-sumber minyak dan gas (Migas) dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional mengusung slogan Pertamina Go Productive & Efficient.

“Program CSR Rumah Songket Riady ini, salah satu bagian dari upaya program berkelanjutan atau Pertamina Go Sustainable ikut memajukan dan mengembangkan wilayah operasi dan produksinya,” jelasnya.

Tambahnya, ini berangkat pemanfaatan nanas biasanya terbuang jadi ekonomis. Guna membangun ekonomi kreatif, mendorong ekonomi masyarakat sejahtera.

“Ini bukti support dunia migas, mendorong peningkatan kapasitas nasional. Industri migas, diharapkan bisa memberikan multiplayer effect bagi masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah operasi dan produksi guna maju bersama PHRZ 4,” pungkasnya. (rin)

  • Bagikan