Cerita Dibalik Manisnya Jeruk Siam di Kampung Bali Desa Air Talas, Adanya Perpaduan Budaya dan Pertanian
Siapa tak kenal Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim berjarak tempuh sekitar 25 KM atau sekitar 40 menit dari Prabumulih atau 115 KM atau sekitar 2,5 jam dari Palembang.
Ternyata, punya potensi besar khususnya di bidang agrobisnis, budidaya buah jeruk yaitu jeruk siam dipadukan budaya Bali. Makanya, dibawa binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHRZ) 4 Field Limau mendorong Agrobisnis Penggerak Desa Wisata (Anggrek Dewata) Air Talas lewat program Corporate Social Responsibility (CSR). Bagaimana Cerita Lengkapnya?
ANDRIAN PURJA, FAJARSUMSEL.COM – Prabumulih
SELAIN ITU, Anggrek Dewata Air Talas ini juga dikenal Trans Bali, karena warganya dominan adalah warga transmigrasi dari Bali dan mayoritas beragama Hindu.
Desa Air Talas ini, adalah ring satu PHRZ 4 Field Limau, sehingga secara langsung punya Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) guna mendukung kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakatnya. Guna mewujudkan semangat ‘Energizing The Nation’, Pertamina sebagai pemberi kehidupan bangsa.
Banyak program CSR, sebagai bentuk TJSL dilakukan PHRZ 4 Field Limau dan telah dirasakan masyarakatnya. Salah satunya, mendorong Anggrek Dewata Air Talas menuju Desa Energi Berdikari (DEB). Memadukan, budidaya jeruk siam dan budaya Bali, kental beragama Hindu. Program ini, juga bagian upaya perusahaan BUMN ini menuju Pertamina Go Green. Di sini, warga bisa langsung datang ke kebun jeruk siap dan langsung memanen dan mencicipinya.
Pemberdayaan masyarakat Desa Air Talas, guna pengoptimalan budidaya jeruk merupakan hasil utama masyarakatnya adalah jeruk siam. Tidak hanya dijual, dalam bentuk buah-buahan saja. Tetapi, ada juga produk lain diolah menjadi bernilai ekonomis.
Pengurus KWT Subur Makmur, Luh Sri bercerita, 2018 silam PHRZ 4 Field Limau lewat program CSR-nya memberikan bibit jeruk siam. Tidak hanya memberikan bibit saja, tetapi juga memberikan pelatihan berupa capacity building kepada setidaknya 15 orang anggotanya.
“Kita dikumpulkan, setelah itu diberikan bibit jeruk siam guna dibudidayakan. Kita juga dibekali pelatihan dilakukan PHRZ 4 Field Limau lewat program CSR-nya,” ujar Luh ketika dibincangi awak media, belum lama ini.
Bebernya, setelah diberikan pelatihan tersebut berupaya mandiri memanfaatkan buah jeruk siam. Khususnya, jeruk berasa asam guna dikelola secara baik sehingga bisa menghasilkan produk olahan jeruk.
“Kalau jeruk manis, jelas laku dijual harganya bagus sekitar Rp 15-30 ribu per-Kg bergantung ukuran ketika sedang musim panen. Sedangkan, jeruk asam harganya murah. Inilah, peluang diajarkan PHRZ 4 Field Limau. Memanfaatkan jeruk asam ini, diolah menjadi berbagai olahan jeruk. Sehingga, bernilai ekonomis,” terangnya.
Diakuinya, hasil olahan berbagai jeruk siam menghasilkan berbagai produk olahan. Yaitu, mulai pie susu, pie jeruk, sirup jeruk, selai jeruk, dan stik jeruk. “Produk itu, juga diminati masyarakat. Sebulannya, bisa laku menuai keuntungan Rp 1-2 juta. Dan, itu cukup menambah penghasilan anggota KWT Subur Makmur dalam peningkatan kesejahteraannya,” terangnya.
Keberadaan PHRZ 4 Field Limau, lewat berbagai program CSR-nya sangat dirasakan Luh dan rekan-rekannya di KWT Subur Makmur. “Kita juga dibantu rumah produksi sebagai sentra produksi produk olahan jeruk siam dan turunannya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mendukung proses produksinya. Termasuk, PIRT, sertifikat halal, dan juga pemasarannya,” tukasnya.
Desa Air Talas, Desa Wisata Jeruk Sekaligus Wisata Budaya Bali
Kepala Desa (Kades) Air Talas, Gede Arsana menjelaskan, kehadiran PHRZ 4 Field Limau sangat berdampak positif terhadap kemajuan desanya.
Program CSR PHRZ 4 Field Limau, telah berjalan di desanya, antara lain; pembangunan candi budaya sebagai lokasi wisata, pembuatan embung, pemberian bibit jeruk, pengolahan dan pemanfaatan jeruk, pengerukan embung, ada PLTS, dan lainnya.
“Lewat KWT Subur Makmur, PHRZ 4 Fied Limau mengoptimalkan budidaya jeruk siam menjadi berbagai produk turunan. Salah satunya, pemanfaatan jeruk asam menjadi sirup jeruk,” ujar Gede, sapaan akrabnya sambil menerangkan, kalau tidak hanya potensi budidaya jeruk siam. Tetapi, juga mendukung pelestarian budaya Bali.
Akunya, berterima kasih program pemberadayaan masyarakat di Desa Air Talas, sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.
“Berbagai produk olahan jeruk siam Desa Air Talas sudah melalang buana hingga ke Jakarta, menjadi kebanggaan dibawa PHRZ 4 Field Limau ikut di berbagai pameran,” terangnya.
Bukan hanya budidaya jeruk siam saja, aku Gede, dibantu PHRZ 4 Field Limau juga berupa ternak kambing bersinergi bersama Pemdes.
“Kita berterima kasih, adanya kehadiran PHRZ 4 Field Limau berdampak luar biasa terhadap Desa Air Talas, terus ditingkatkan kontribusinya. Agar Desa Air Talas semakin maju dan berkembang. Desa Air Talas menjadi desa tujuan wisata, lebih ramai lagi ke depannya,” sebutnya.
Ketua Adat Desa Air Talas, I Gede Ariana mengungkapkan, kehadiran PHRZ 4 Field Limau secara tidak langsung mengembangkan potensi agrobisnis budidaya jeruk siam, juga memadukan pelestarian budaya Bali.
“Tidak bisa kita pungkiri, kehadiran CSR Pertamina, yaitu PHRZ 4 Field Limau lewat pemberdayaan masyarakat memberikan dampak positif pada pembangunan Desa Air Talas ini,” ujar Ariana.
Secara tidak langsung, sebut Pak Adat, biasa Gede Ariana dipanggil mendorong perekonomian masyarakat Desa Air Talas. “Termasuk, mendongkrak pendapatan serta peningkatan kesejahteraannya,” bebernya.
Program Pemberdayaan Masyarakat Lewat CSR, Dorong Masyarakat Mandiri
Camat Rambang Niru, Fredy Febriansyah SSTP MSi menyambut, positif kehadiran PHRZ 4 Field Limau dalam membangun daerah di wilayahnya melalui program CSR-nya. Tidak hanya bantuan berupa prasarana dan sarana penunjang, tetapi program pemberdayaan masyarakat jelas sangat bermanfaat.
“Salah satunya, memang program Anggrek Dewata Air Talas. Memadukan, potensi agrobisnis jeruk siam dan juga budaya Bali. Kita sangat mendukung,” ujarnya.
Ia tidak menampik, kehadiran PHRZ 4 Field Limau di Desa Air Talas, jelas punya peranan penting dalam mendongkrak perekonomian masyarakat dan juga kesejahteraan masyarakat. “Kita dengar dan melihat, bukan hanya potensi jeruk siam saja. Tetapi, aneka produk turunannya juga telah diminati masyarakat. Dan, diburu sebagai ole-ole,” tukasnya.
Harapannya, program CSR ini bisa terus berkelanjutan dan senantiasa berkolaborasi bersama Pemkab Muara Enim dan Kecamatan Rambang Niru.
“Dan, bisa ditularkan kepada desa lainnya di desa-desa Kecamatan Rambang Niru. Agar bisa lebih dirasakan manfaatnya, guna kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakatnya,” tambahnya.
Desa Air Talas Menuju Desa Energi Berdikari
Sementara itu, CSR Comdev Officer PHRZ Field Limau, Katrin menjelaskan, kalau Desa Air Talas merupakan ring 1 operasi dan produksi perusahan.
“Salah satu desa nyentrik, karena berbeda jika dibandingkan desa lainnya. Karena, Desa Air Talas ini merupakan desa trans asal Singaraja, Bali,” ujar Katrin.
Di sini, kata dia, PHRZ 4 Field Limau, mengembangkan potensi budidaya jeruk siam mengkolaborasikan bersama budaya adat Bali.
“Mengusung tema nama program CSR, Anggrek Dewata Air Talas, sejak 2018 hingga sekarang ini melakukan program pemberdayaan masyarakat di Desa Air Talas ini,” jelasnya.
Diakuinya, sempat stop 2020-2021 dikarenakan pandemi Covid-19. Sekarang, program CSR PHRZ 4 Field Limau fokus pemanfaatan produk turunan jeruk siam. “Awalnya, kita kembangkan Bu Jusi (Pembibitan Jeruk Siam). Kita berikan pelatihan hingga bisa berkembang produk pemanfaatan jeruk siam turunannya. Inovasi terbaru, memanfaatkan trikoderma biang jamur melindungi tanaman jeruk siam,” bebernya.
Lewat program Bude Artha Maju di bawah naungan KWT Subur Makmur mengolah jeruk asam menjadi produk bernilai ekonomis. “Kita mendorong lewat program pemberdayaan, masyarakat Desa Air Talas mandiri,” tukasnya.
Sebutnya, di Desa Air Talas ini mata pencahariannya adalah petani jeruk, jeruk asam diolah berbagai produk. Kata dia, jeruk manis dijual fresh.
“Jeruk asam dan setengah asam, diolah jadi produk turunannya. Berupa, pie susu dan pie jeruk. Lalu, sirup jeruk, selai jeruk, dan stik jeruk. Punya nilai ekonomis, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Air Talas ini,” bebernya.
Tukasnya, termasuk brand PIRT, halal, dan lainnya dibantu pengurusannya. Ceritanya, di Perkapnas, produk turunan jeruk siam ini meraih penghargaan.
“Sekarang ini, Desa Air Talas terpilih sebagai Desa Energi Berdikari sebagai wujud Pertamina Go Digital. Pemanfaatan teknologi, salah satunya penggunaan PLTS di rumah produksi di atapnya. Sebagai penerangan, dan ke depannya sebagai sumber listrik bagi pompa di embung. Juga merupakan bagian program menuju Desa Air Talas sebagai Desa Energi Berdikari, tidak hanya sebagai desa wisata saja,” tandasnya.
Officer Comrell And CID PHRZ 4, Nursiela mengatakan, kalau Pertamina khususnya PHRZ 4 tidak hanya mencari sumber-sumber minyak dan gas (Migas) dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional.
“Program CSR Anggrek Dewata Air Talas ini, adalah bagian dari upaya program berkelanjutan atau Pertamina Go Sustainable ikut memajukan dan mengembangkan wilayah operasi dan produksinya,” sebut Nur, sapaan akrabnya.
Selain itu, akunya program CSR ini juga bagi upaya PHRZ 4 mewujudkan Pertamina Go Global. Mendukung proses pencarian migas dari hulu ke hilir, agar lebih maksimal dan optimal. “Juga, mendukung Pertamina Go Productive dan Efficient guna mengoptimalkan hasil operasi dan produksi migas di wilayah kita,” terangnya.
Program CSR, kata dia, adalah upaya Pertamina maju bersama masyarakat guna mencapai Pertamina Go Collaborative dalam menjalankan bisnisnya. “Program CSR ini, bagian dari TJSL Pertamina melalui PHRZ 4 Field Limau dalam rangka pengembangan daerah ring I wilayah operasi dan produksi. Agar kehadiran Pertamina, berdampak positif dan memberikan manfaat,” tandasnya. (*)