KLARIFIKASI : Direktur RSUD Prabumulih, drg Widiastuti mengklarifikasi soal utang obat Rp 18,5 miliar belum dibayarkan kepada pemasok obat dihadapan para awak media, Rabu. Foto : Rian/FAJARSUMSEL.COM
PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – Direktur RSUD Prabumulih, drg Widiastuti mengklarifikasi soal utang obat Rp 18,5 miliar menjadi polemik dan viral. Mengundang awak media di Aula Praja Husada RSUD Prabumulih, Rabu, 19 Februari 2025.
Namun sangat disayangkan, para awak media, tidak mendapatkan penjelasan terang soal penyebab utang obat di RSUD Prabumulih membengkak hingga Rp 18,5 miliar.
Pantauan awak media, Direktur RSUD Prabumulih terkesan berbelit-belit dan menyebutkan, kalau utang ini merupakan warisan dari para Direktur RSUD Prabumulih sebelumnya.
“Kita bisa belum bisa memberikan penjelasan secara gamblang, karena kita menunggu hasil pemeriksaan BPKP terkait utang obat Rp 18,5 miliar ini,” ungkap Tuti, sapaan akrabnya sambil mengakui, kalau utang tersebut benar apa adanya.
Hingga wartawan berspekulasi adanya dugaan korupsi terjadi di RSUD Prabumulih, akibat membengkak utang obat tersebut. Namun, lagi-lagi drg Sriwidiastuti membantah hal itu. “Tidak ada mark up dan korupsi, serta kerugian negara ditimbulkan dalam uang obat Rp 18,5 miliar ditanggung RSUD Prabumulih kepada pihak ketiga alias pemasok obat,” bebernya.
Bahkan, akibat utang RSUD Prabumulih hingga Rp 18,5 miliar ini, salah satu LSM telah melaporkannya ke Kejati Sumsel guna melakukan pengusutan tuntas dan orang bertanggung jawab di hukum.
Pada kesempatan itu, Tuti malah membeberkan keberhasilan dirinya memimpin RSUD Prabumulih, bukan menjelaskan secara gamblang soal substansi bakal diklarifikas.
Bahkan ketika ditanya wartawan, soal utang obat berapa besar ketika awal ia menjabat juga tidak bisa membeberkan. “Kita tunggu hasil BPKP, sehingga kita bisa jelaskan. Apa pun hasilnya, sebagai Direktur RSUD Prabumulih kita siap mempertanggungjawabkannya,” jelasnya.
Bengkaknya utang obat RSUD Prabumulih ini, banyak pihak menduga kalau Direktur RSUD Prabumulih tidak bisa mengelola utang secara baik. Sehingga, pada akhirnya membuatnya repot sendiri.
“Seharusnya, Bu Direktur RSUD Prabumulih punya data lengkap sebelum melakukan klarifikasi seperti ini. Sehingga, jelas duduk permasalahannya soal utang obat RSUD Prabumulih membengkak hingga Rp 18,5 miliar. Sehingga, tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan,” pungkas salah satu awak media hadir dalam klasifikasi tersebut. (rin)