KITAB suci Al-Qur’an secara etimologi berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca. Mengandung arti bahwa menganjurkan kepada kita umatnya agar membaca Al-Qur’an, tidak hanya dijadikan sebagai hiasan rumah saja. Atau pengertian Al-Qur’an sama dengan menghimpun atau mengumpulkan. Yakni menghimpun beberapa huruf, kata dan kalimat satu dengan yang lain secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar (Manna’ Al-Qaththan, 1998: 15). Oleh karena itu, Al-Qur’an harus di baca dan dipelajari dengan baik dan benar sesuai dengan makhraj, fashohah, dan sifat-sifat huruf, rajwid dan hukum-hukum yang melekat padanya.
Sedangkan secara terminologi, Al-Qur’an sebagaimana di sepakati oleh para ulama dan ahli ushul fiiqih adalah kalam Allah yang mengandung mu’jizat yang di turunkan kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf yang diriwayatkan kepada kita secara Mutawatir, dinilai ketika membacanya, yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan di akhiri dengan An-Naas (Ash-Shabuni, tt: , 2001: 1-8, lihat juga Norani Abu, 2001: 1-4 dan Abdul Majid Khon, 2008: 1-2).
Rasulullah bersabda dalam hadistnya yang berbunyi:
Dari Ustman bin Affan r.a berkata bahwa Rasulullah bersabda:”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. (H.R Bukhori).
Dari hadist tersebut jelas bahwa kita di tuntut untuk mempelajari al-Qur’an dan setelah itu mengajarkannya, namun sebelum mempelajarinya kita harus tahu bagaimana cara membacanya dengan baik dan benar, karena terkadang sudah baik bacaannya tetapi belum benar karena belum sesuai dengan makhroj hurufnya, fashohah dalam penyebutannya dan yang berkaitan dengan ilmu tajwid. Ilmu tajwid merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui kaedah dan cara membaca huruf al-Qur’an secara baik dan benar (H. Sayuti, t.t: 7). Sehingga memang perlu untuk diperbaiki tentang bacaan tersebut dan kegiatan ini di fokuskan kepada mahasiswa mahasiswi yang baru lulus di terima di program studi pendidikan bahasa indonesia yang mengikuti matakuliah wajib universitas yakni matakuliah Pendidikan Agama Islam.
Salah satu bentuk dan upaya umat muslim untuk memuliakan kitab suci Al-Quran adalah dengan membacanya dan menghafalnya, namun tak kalah penting adalah memberikan bimbingan kepada yang masih belum mengerti akan hukum bacaan tajwid ketika membaca al-Qur’an itu sendiri, bahkan terkadang ketika di tes mahasiswa yang telah di terima di Unsri ketika mata kuliah pendidikan Agama Islam ternyata mase ada yang belum benar baca al-Qur’an terutama berkaitan dengan ilmu tajwid. Hal ini dilakukan ketika ada materi Baca Tulis Al-qur’an di Pertemuan ke dua pada perkuliahan mata kuliah pendidikan agama islam.
Oleh karena itu berangkat dari permasalahan yang muncul inilah akan di adakan kegiatan bimbingan dalam hal baca al-Qur’an dengan menggunakan ilmu Tajwid, hal ini sesuai dengan program dari lembaga pengabdian masyarakat Universitas Sriwijaya Skema yang terintegrasi dengan Mata Kuliah yakni Matakuliah pendidikan agama islam.
Dan program ini membantu pemerintah dalam hal pemberantasan buta aksara baca tulis al-Qur’an begitu juga program dari pihak rektorat universitas sriwijaya, hal ini bisa dilihat sudah terbitnya buku yang sangat kecil namun sangat berharga untuk kita pelajari yakni buku Taisiriyah (2008) pada masa kepemimpinan rektor ibu Badia Perizade, namun tahap yang lebih tepat ketika mereka masih usia anak-anak sehingga untuk memudahkan mereka belajar bagaimana cara belajar membaca al-Qur;an yang baik dan benar.
Kegiatan ini dilakukan bertahap, tahap pertama secara daring pada tanggal 24 Agustus 2022, untuk pertemuan awal dengan melihat bagaimana kemampuan mahasiswa dalam hal bacaan al qur’an dengan ilmu tajwidnya dengan diadakan Pre test terlebih dahulu. Kemudian tahap kedua, setelah melihat hasil dari pre test mereka diadakan kelanjutan nya yakni pada tanggal 01 September 2022 tentang penjelasan dan pemahaman serta praktek baca al-qur’an dengan baik dan benar yang disertai ilmu tajwid khusus nya materi mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah dan materi tentang alif lam ta’rif. Tahap ketiga, setelah di beri penjelasan dan praktek mereka di uji coba lagi dengan memberikan soal yang sama dengan di awal untuk mengertahui bagaimana kemampuan mereka setelah mendengarkan dan mendapatkan bimbingan yakni pos test.
Kegiatan ini di hadiri oleh mahasiswa mahasiswi program studi pendidikan bahasa sastra indonesia kelas indralaya sejumlah 64 orang yang di lakukan secara hybried learning (ada yang secara on line dan off line) secara bersamaan dengan tempat yang berbeda, mahasiswa yang NIM nya genap secara on line berada di tempat masing masing baik di rumah atau pun di kosan, dengan waktu yang bersamaan ada juga mahasiswa yang berada di tempat kegiatan secara off line yakni musholla al Barokah FKIP Universitas Sriwijaya, dengan mahasiswa yang NIM nya ganjil.
Kegiatan ini dibimbing oleh tim pengabdian masyarakat FKIP Universitas Sriwijaya yang diketuai oleh Abdul Gafur.S.S., M.Pd.I dengan beranggotakan DR. H.Nurhasan. M.Ag, DR. Zaimuddin, M.S.i, Endang Switri, M.Pd.I dan DR. Apriyanti, M.Pd.I. yang semuanya merupakan dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Sriwijaya.
Harapan dari kegiatan ini bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari hari karena sangat bermanfaat untuk kehidupan bermasyarakat terutama dalam menyebarkan syi’ar agama islam dan bisa berkelanjutan dengan materi yang beda karena ada saran atau masukan dari bapak supriyadi salah satu dosen unsri untuk dilatih dalam hal bersuci hal ini dapat dilihat dari komen beliau di FB yang diposting salah satu tim pengabdian. (*)