Edukasi Penyakit HD atau Gagal Ginjal, Direktur RSUD Prabumulih Beberkan Ini

  • Bagikan

Widiastuti. Foto : Ist/FAJARSUMSEL.COM

PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – RSUD Prabumulih, telah sejak lama punya Ruangan Hermodialisa alias HD guna melayani pasien HD atau Gagal ginjal melakukan Hermodialiasa atau cuci darah.

Namun, patut diketahui apa itu HD atau cuci darah. Kali ini, Direktur RSUD Prabumulih, drg Widiastuti memberikan edukasi agar masyarakat paham terkait Hermodialisa atau cuci darah.

“Hemodialisa atau cuci darah dilakukan mengatasi gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis, Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat berfungsi baik sehingga tidak dapat menyaring darah dan mengeluarkan limbah,” ujar Tuti, sapaan akrabnya.

Bebernya, penyebab gagal ginjal dan penyakit ginjal kronis diantaranya; Diabetes, Hipertensi, Peradangan ginjal (glomerulonefritis), Kista Ginjal (penyakit ginjal polikistik), Penggunaan obat antiinflamasi non steroid (obat lainnya yang dapat membahayakan ginjal), Penyakit ginjal bawaan, dan Terlalu sering mengkonsumsi makanan manis

“Saat ini RSUD Prabumulih sudah bisa melayani pelayanan cuci darah/Hemodialisa kapasitas 10 mesin cuci darah tenaga kesehatan terlatih,” sebutnya.

Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan Hemodialisis atau cuci darah di RSUD Kota Prabumulih, kata dia antara lain; pasien membutuhkan tindakan Hemodialisis tanpa ada surat pengantar dari dokter nefrologi mendaftar di FO wajib dialihkan ke IGD. Selanjutnya petugas IGD mengkonsultasikan ke dokter nefrologi dan bila diperlukan tindakan Hemodialisis selanjutnya dimintakan jadwal keruang hemodialisis dan petugas Prosedur Kerja mencatat pada jadwal pasien Hemodialisa.

Kemudian, pasien membawa surat pengantar Hemodialisis dari dokter nefrologi/surat traveling hemodialisis bisa langsung dimintakan jadwal di unit hemodialisis dan petugas HD mencatat jadwal pasien.

“Pasien rawat inap dirawat bukan dokter nefrologi bila memerlukan tindakan Hemodialisis dikonsultasikan lebih dulu ke dokter nefrologi selanjutnya dimintakan jadwal ke unit hemodialisis. Dan, dicatat pada jadwal tindakan hemodialisis. Pasien regular memerlukan tindakan emergency dianalisis terlebih dahulu datang ke IGD selanjutnya dilaporkan ke dokter nefrologi setelah acc tindakan pasien dikirim ke unit hemodialisis,” akunya.

Setelah, tertangani hemodialisis pasien rawat jalan kondisi baik boleh pulang terlebih dahulu menyelesaikan administrasi menyerahkan bukti pembayaran berupa kartu merah dan bila kondisi kurang baik / jelek disarankan untuk rawat inap atas instruksi dokter.

Ia juga memberikan imbauan, mengingat kapasitas alat cuci darah terbatas (Waiting List sudah banyak). Maka, seluruh pasien / masyarakat memerlukan pelayanan cuci darah agar dapat memenuhi prosedur sudah ada. “Masyarakat dihimbau agar selalu menjaga kesehatan serta menerapkan pola hidup sehat,” pungkasnya. (rin)

  • Bagikan
error: Content is protected !!