DEMO : LSM MRLB berdemo di Kantor Pertamina beberapa waktu lalu. Foto : Ist/FAJARSUMSEL.COM
PRABUMULIH, FAJARSUMSEL.COM – Kejadian kebocoran pipa Pertamina kerap kali, hingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Dan, tak jarang memicu kebakaran dan limbah.
Seperti terjadi di Kelurahan Gunung Kemala tepatnya di Jalan Nigata Pal 6 beberapa waktu lalu, kebocoran pipa Pertamina menyebabkan kebakaran dan membakar kebun hingga gubuk serta sepeda motor dan hewan peliharaan warga.
Hal itu menjadi sorotan LSM MRLB, menduga adanya faktor kelalaian dalam kebocoran pipa Pertamina. Karena, minimnya perawatan hingga pipa mengalami korosif terkubur di dalam tanah.
“Diduga kuat ada unsur kelalaian, pembiaran Pertamina tidak dilakukan perawatan rutin. Apalagi, kebanyakan pipa Pertamina sudah tua umurnya dan rentan korosi hingga menyebabkan kebocoran,” aku Ketua LSM MRLB, Sastra Amiadi kepada awak media, akhir pekan ini.
Belum lagi, kata dia, pantuannya masih banyak pipa Pertamina di atas tanah dan hal itu jelas membahayakan. Apalagi, pipa gas dan minyak mentah rentan bocor. Padahal itu, sangat membahayakan dan seharusnya pipa migas ditanam di dalam tanah.
“Pertamina segera melakukan penanaman pipa berada di atas jalan dan station ada dalam Kota Prabumulih agar di Pindahkan. Karena, apabila terjadi konselting arus pendek dan atau percikan api akan membahayakan penduduk sekitar,” sebut Yadi.
Aktivis dan Ketua LSM Muara Enim dan Prabumulih menerangkan, kepedulian Pertamina kepada masyarakat lewat program CSR-nya masih terbilang minim. “Sehingga, tak jarang menimbulkan keluhan masyarakat. Khususnya, masalah lowongan kerja di Pertamina. Juga, kepedulian Pertamina terhadap masyarakat. Terkecuali, ada insiden dan kegiatan perusahaan baru ada kepedulian,” tutupnya. (rin)