PUTING BELIUNG : Rumah warga di Perumnas Komunitas Anak Petai terkena angin puting beliung dan atapnya melayang, Sabtu. Foto : Ist/FAJARSUMSEL.COM
Cerita Warga Angin Puting Beliung Terpa Rumah Perumahan Komunitas Anak Petai Atap Melayang
25 rumah di Perumahan Komunitas Anak Petai menjadi korban keganasan angin puting beliung, membuat atap rumah melayang ke tanahnya. Bagaimana ceritanya?
ANDRIAN PURJA, FAJARSUMSEL.COM – Prabumulih
Hujan deras melanda Kota Nanas ini, bahkan disertai angin dan suara petir mendera, Jumat malam, 1 Maret 2024. Juga terjadi di Perumahan Komunitas Anak Petai Kelurahan Anak Petai, Kecamatan Prabumulih Utara.
Bahkan hingga dini hari, hujan deras masih terjadi. Warga pun tengah nyenyak tidur ketika angin puting beliung terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu dini hari, 2 Maret 2024.
Suara petir mendera, membuat warga di lokasi itu tidur nyenyak pun bangun. Ketika sadar, pemilik rumah terkejut sebanyak 26 rumah di lokasi itu atapnya berterbangan ke tanah.
“Akibat hujan petir disertai angin, warga tengah tidur nyenyak pun terbangun. Begitu sadar, air sudah masuk rumah. Ternyata, atap rumah sudah terkena angin puting beliung,” ujar Erwin, salah satu warga penghuni rumah Komunitas Kelurahan Anak Petai.
Kejadian tersebut, jelas membuat heboh masyarakat. Apalagi, pasca kejadian lampu pun mendadak padam hingga pagi hari. “Warga pun rumah atasnya melayang, terpaksa mengungsi kepada warga rumahnya tidak terkena keganasan angin puting beliung itu,” cerita pria bekerja sebagai honor di Disperkim Prabumulih ini.
Untungnya, kata dia, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa. Hanya mengalami kerugian material saja. Karena, atapnya terbuka jelas rumah warga dipenuhi air.
“Agar tidak basah ketika hujan, ada warga memasangi terpal sementara waktu. Hingga, atap rumahnya dilakukan perbaikan,” jelas pria bertubuh sedikit gempal ini.
Kilas balik, kata dia, kejadian angin puting beliung ini, bukan pertama kali terjadi. Ini adalah kedua kalinya, namun kejadian pertama hanya 1 rumah saja. “Kalau kali ini, mencapai 26 rumah. Ini kejadian terbanyak, dan terparah dan memang cukup menghebohkan warga di sini,” terang Erwin.
Didi, warga lain, juga menuturkan hal sama. Kalau, akibat atap rumah warga banyak melayang terkena angin puting beliung ada warga mengungsi ke tetangga menjadi perlindungan.
“Iya, pasca kejadian warga terkena angin puting beliung rumahnya mengungsi sementara. Apalagi, memang rumah tersebut belum dipasangi plafon. Jika atap terbuka, jelas air akan masuk jika hujan,” ulasnya.
Ia pun tidak menampik, pasca kejadian lampu mendadak padam dikarenakan ada atap melayang mengenai tiang listrik dan kabelnya. “Akibat angin puting beliung itu, listrik padam hingga pagi,” bebernya.
Kejadian ini sendiri, sudah menjadi perhatian sejumlah pihak. Mulai dari Disperkim Prabumulih, BPBD Prabumulih, Dinsos Prabumulih dan bahkan Pj Wako Prabumulih.
Mengetahui ada kejadian itu, Pj Wako Prabumulih, H Elman ST MM bersama Asisten III, Drs Amilton mendatangi lokasi guna menghibur warga dan memberikan semangat.
“Pemkot Prabumulih melalui Dinas terkait, akan segera menyalurkan bantuan kepada korban angin puting beliung ini,” terangnya.
Sebagai pemerintah, ungkapnya punya tanggung jawab moral atas musibah bencana alam menerpa warga Perumahan Komunitas Anak Petai ini. “Ini bentuk tanggung jawab dan kepedulian Pemkot Prabumulih, atas musibah menimpa masyarakatnya. Kita berupaya hadir, memberikan perhatian melalui penyaluran bantuan kepada para korban,” tandas suami Hj Windriana ini.
Apalagi, ceritanya 26 rumah tersebut mengalami rusak cukup berat dan baik Dinsos Prabumulih. Disperkim dan BPBD telah melakukan pendataan rumah kena angin puting beliung tersebut.
“Sekarang tengah pendataan, juga dalam penyaluran bantuan bagi para korban,” tukas ayah tiga anak ini.
Kalaksa BPBD Prabumulih, Sriyono SH tidak menampik, kalau kondisi cuaca sekarang ini tengah ekstrem. Curah hujan, memang relatif tinggi. Bencana alam, seperti banjir. Lalu, tanah longsor dan angin puting beliung rentan terjadi di wilayah Prabumulih
“Angin puting beliung, di curah hujan tinggi memang kerap kali terjadi termasuk di wilayah Prabumulih. Ada sejumlah lokasi, pernah kena angin puting beliung,” terang Yono, begitu ia disapa akrab.
Kejadian di Perumahan Komunitas Anak Petai, menelan 26 rumah rusak hanya salah satunya saja. Makanya, di cuaca ekstrim ini mengimbau agar masyarakat tetap senantiasa waspada dan hati-hati. “Khususnya, terhadap kejadian bencana alam menerpa. Khususnya, banjir, angin puting beliung, longsor, dan lainnya,” bebernya.
Ungkapnya, mengimbau, warga agar jangan tidur nyenyak khususnya di bantaran sungai. Termasuk, Sungai Kelekar dan Sungai Lematang. Karena, banjir bisa datang sewaktu-waktu. “Jika terjadi banjir, warga bisa menyelamatkan diri. Makanya, kita imbau waspada dan berhati-hati,” pesan Yono.
Dinsos Prabumulih, informasi dihimpun awak media, telah ke lokasi melakukan pendataan para korban angin puting beliung tersebut. Sehingga, bisa mendapatkan bantuan akan disalurkan Pemkot Prabumulih.
“Pak Pj Wako Prabumulih sudah meninjau langsung kejadian tersebut, pendataan tengah proses sesuai perkataan Pak Pj Wako. Bantuan bagi para korban akan segera kita salurkan,” ucap Kadinsos Prabumulih, Drs A Heriyanto MM.
Data diterimanya, setidaknya ada 26 rumah menjadi korban keganasan angin puting beliung tersebut. “Bantuan disalurkan disesuaikan tingkat kerusakan rumah dialami para korban,” tutupnya. (*)