LAPOR : Ibu korban penganiayan guru SMP, Ch, 42 tahun melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polres Prabumulih, Kamis. Foto : Ist/FS.CO
PRABUMULIH, FS.CO – Di peringatan Hari Guru Nasional, jatuh pada 25 Nopember 2022, dunia pendidikan Kota Nanas ini terpaksa tercoreng akibat tindakan penganiayaan diduga dilakukan oknum guru SMP di Kawasan Kecamatan RKT berinisial BH terhadap siswa diajarnya, AF, 12 tahun, warga Kecamatan RKT tanpa sebab.
Atas kejadian itu, ibu kandung korban Ch, 42 tahun merasa kesal dan melaporkan BH ke SPKT Polres Prabumulih. Dan, informasi dihimpun awak media, kasus ini sudah ditangani Unit PPA Polres Prabumulih.
Apalagi, sempat terjadi mediasi di Polsek RKT. Tetapi, hanya pihak sekolah sedangkan terduga pelaku BH, tidak kunjung hadir alasannya sakit dan dirawat di RSUD.
Lalu, pihak kesekolah membuat janji lagi, akan mendatangkan terduga pelaku BH ke rumah korban, guna menyelesaikan permasalahannya tersebut. Tetapi, pihak sekolah lagi-lagi ingkar.
Hingga, keluarga memvisum korban, AF sebagai dasar pelaporan penganiayan terhadap anak, dan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib.
Keluarga korban DK mengatakan, kejadian itu terjadi pada Selasa lalu, 22 Nopember 2022, sekitar pukul 07.00 WIB. Bermula, AF bersama kawan-kawannya menunggu di depan kelas dan pintu kelas belum terbuka.
“Terduga pelaku merupakan oknum guru PHL mendatangi korban dan rekan-rekannya. Bertanya, kenapa belum masuk kelas. Dan, dijawab pintu masih terkunci dan tidak tahu di mana kuncinya. Lalu, menginjak sepatu korban AF tengah dilepas,” ceritanya.
Dua kali menginjak sepatu korban, lalu AF protes kepada terduga pelaku. Ia mempertanyakan, kenapa sepatunya diinjak. Diduga kesal, itulah awak mula penganiayaam terhadap korban.
“Dari pengakuan korban, keponakan saya sempat ditampar dan ditendang dua kali. Setelah itu, keponakan saya dipanggil ke ruang guru dan diancam kalau melapor ke orang tua akan diberikan sanksi berat. Hal itu, jelas membuat keponakan saya takut,” jelasnya.
Bukan hanya itu saja, setelah dipanggil oknum guru terduga pelaku. Ia sempat dipanggil Kepala SMP, akan menyelesaikan masalahnya bersama sang guru dan diingatkan agar tidak melapor kemana-mana.
“Karena takut, korban tidak berani melapor kepada kita. Dua hari kejadian baru kita tahu, dari keterangan rekannya kalau keponakan saya dianiaya oknum guru berinisial BH itu,” sebutnya.
Bahkan, ia menyayangkan perilaku sang Kepala SMP ketika Rabu, kakaknya mengantar tidak ada komunikasi terkait peristiwa itu. “Setelah kita tahu, baru pihak sekolah merespon cepat dan menghubungi saya dan keluarga,” bebernya.
Harapannya, kejadian menimpa keponakannya ini bisa menjadi pelajaran berharga baik bagi sekolah dan oknum guru terduga pelaku. “Sangat tidak baik, melakukan kekerasan terhadap anak. Harusnya, bisa memberikan teguran secara baik tanpa harus menganiaya,” sesalnya.
Kepala SMP tersebut dikonfirmasi tidak menampik, adanya kejadian penganiayaan oknum guru di sekolahnya. Diakuinya, oknum gurunya itu memiliki masalah psikologis. “Iya benar, ada kejadian itu tengah kita selesaikan secara kekeluargaan,” ucapnya dikonfirmasi awak media.
Plt Kadisdikbud, Riduan SPd MSi dikonfirmasi melalui Kabid Dikmen, Pedro Santoso AB SPd MSi membenarkan hal itu. “Kita sudah dapat informasinya. Pihak sekolah tengah mengupayakan mediasi secara kekeluargaan antara korban dan oknum guru tersebut,” aku Mantan Kepala SMPN 2 ini.
Dia pun menyarankan, agar pihak sekolah segera menyelesaikan permasalahan antara korban dan oknum guru tersebut. “Kita sarankan sekolah mendalami permasalahan ini, jika benar oknum guru itu melakukan penganiayaan jelas harus ada sanksi diberikan,” pungkasnya. (rin)