91 Kasus Stunting, Hanya 68 Kasus Bisa Diintervensi

  • Bagikan

STUNTING : Wawako, H Andriansyah Fikri SH bersama Ketua TP PKK, Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu dan WK, H Reni Indahyani SKM MSi dan Kepala DPPKBPPPA, Eti Agustina SKM MKes mengelar rapat evaluasi kasus stunting di Prabumulih, Kamis. Foto : Rian/FS.CO

//Wako Prabumulih, Butuh Keseriusan dan Semua OPD Harus Terlibat

PRABUMULIH, FS.CO – Pemkot Prabumulih sangat serius menangani kasus stunting, masih terjadi di Bumi Seinggok Sepemuyian ini.

Sebelumnya, sekitar 100 kasus stunting di Kota Nanas ini berhasil diturunkan menjadi 91 kasus stunting. Dari 91 kasus, ternyata hanya 68 kasus stunting bisa dilakukan intervensi. Sedangkan, 23 kasus tidak termasuk stunting.

Wako Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM menjelaskan, tidak sulit menyelesaikan masalah stunting. Karena, anggaran ada dan diback up stakeholder juga.

“68 kasus stunting ini, benar-benar dikerjakan secara baik penanganannya oleh OPD bertanggung jawab. Dalam waktu 3 bulan, akan bisa dituntaskan,” ujar Ridho.

Sebutnya, akan melakukan evaluasi secara rutin penanganan masalah stunting ini. “Kalau tidak bisa berhasil, artinya OPD-nya tidak serius dalam penanganan dan pencegahan kasus stunting,” akunya.

Hal itu dibenarkan Wakil Walikota atau Wawako Prabumulih, H Andriansyah Fikri SH ketika dikonfirmasi awak media usai memimpin rapat, Kamis, 17 Nopember 2022 di Ruang Rapat Lantai 1, Gedung Pemkot.

“Kita akan melibatkan semua OPD dalam penanganan kasus stunting, juga melakukan pencegahannya di Kota Migas ini,” ujar Fikri, sapaan akrabnya.

Lanjut suami Hj Reni Indahyani SKM MSi ini, berterima kasih atas peran serta TP PKK dalam rangka menyelesaikan dan menekan angka stunting di Prabumulih lewat berbagai programnya.

“Penyelesaian kasus stunting ini, memang semuanya terlibat. Tidak hanya menyelesaikan kasus stunting, tetapi juga melakukan pencegahan,” tukas Politisi PDIP ini.

Terangnya, penyelesaian dan pencegahan stunting juga mendapat dukungan dari stakeholder terkait mulai dari PT PHRZ 4, BSB Cabang Prabumulih, dan lainnya. “Tidak hanya menekan angka stunting saja, kalau bisa di Prabumulih zero,” beber ayah empat anak ini.

Ketua TP PKK Prabumulih, Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu ini menjelaskan, penyebab stunting ini ada beberapa faktor. Antara lain, ekonomi, pola asuh, dan sumber air.

“91 kasus stunting, 68 kasus bisa diintervensi. Sedangkan, 24 kasus tidak masuk stunting,” sebut istri Wako Prabumulih ini.

Lanjutnya, secara nasional angka stunting mencapai 14 persen target. Sedangkan, Prabumulih menargetkan zero stunting.

“68 kasus stunting bisa diintervensi ini, paling banyak kasusnya di Kecamatan Prabumulih Timur sebanyak 32 kasus,” jelas ibu tiga anak ini.

Bebernya, membutuhkan peran serta semua pihak dalam menuntaskan kasus-kasus stunting tersebut. “Dan, optimis kasus stunting bisa diturunkan dan dicegah. Hingga memenuhi target zero,” tandasnya.

Kepala DPPKAD Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes menjelaskan, memang sejauh ini Pemkot Prabumulih sangat konsentrasi dalam penanganan dan pencegahan kasus stunting di Prabumulih.

“Kalau semuanya terlibat, jelas angka stunting ini bisa diturunkan secara cepat. Karena, sudah tahu penyebab stunting ini,” tandasnya.

Ungkap Eti, selaku leading sektor penanganan stunting secara rutin melakukan evaluasi kasus stunting ini. “Apalagi, datanya jelas dan tinggal penanganan dan pencegahannya,” tambahnya. (rin)

  • Bagikan